Mobil mogok
Selesai mengirim paket di agen di jl.Pemuda Muntilan, saya menanyakan kepada petugas yang sangat ramah, apakah Tahu Kupat persis di sebelah agen itu enak? Pak Tua itu berpikir sejenak kemudian menjawab. “Enak ….”, sambil mempersilahkan saya dengan ibu jarinya.
“Lha bapak sudah makan?”, tanya saya mengajak saya menemani.
“Sampun pak ….. monggo”, katanya sambil menolak ajakan saya. Saya tawarkan ke petugas lain yang masih muda, juga menolak. Mungkin mereka sedang sibuk mengurus kiriman-kiriman yang sedang masuk. Sambil menunggu hujan yang masih deras saya masuk ke warung yang sangat sederhana itu.
Meja yang bagus justru trocoh (bocor), terpaksa saya memilih meja yang lain. Sedikit berdesakan dengan pengunjung yang lain. Tahu kupatnya cukup lumayan enak dan saya pesan satu lagi buat yang di rumah. Selesai makan, dengan berpayung saya menuju ke mobil dan celaka! …… Mobil saya tidak bisa distater. Mogok. Sesunggunya tanda-tanda itu sudah ada sebelumnya.
Beberapa kali susah distater, tapi karena indicator di Accu-nya masih hijau, berarti Accunya masih bagus. Nah, hujan deras. Di luar kota. Mobil mogok. HP low-bat. Nasib saya memang lagi kurang beruntung. Saya harus berpikir tenang. Bila saya panik, pikiran pasti tidak jernih. Yang pertama kali harus diamankan adalah Battere HP. Saya segera charge di mobil.
Sekalipun Accu lemah tapi masih mampu mengisi HP. Kemudian saya telepon rumah, memberitahu kondisinya dan meminta istri saya mencari nomor telepon Garda Otto, tempat mobil saya diasuransikan.
Juga mencari nomor telepon bengkel resmi tempat mobil saya dirawat. Juga ke tetangga yang profesinya jual-beli mobil, mungkin bisa mencari solusi. Mobil saya automatic, jadi bila mogok ya tidak
bisa di-apa-apakan. Bengkel sudah tutup. Asuransi tidak menjawab.
Sementara itu, pak tua petugas paket mencarikan kursi agar saya bisa lebih nyaman….dan ia menemani saya menunggu. Ia juga bersedia menunggu di mobil bila mobil ini terpaksa menginap, karena hari sudah mulai senja. Petugas yang lain dating menawarkan beberapa permen jahe pengusir dingin.
Pemilik agen mengeluarkan beberapa butir pisang pengganjal perut. Ada pemilik toko sebelah menawarkan kopi. Pemilik warung menawarkan diri memanggil montir kenalannya……. wah, mungkin karena penampilan saya yang sudah tua ini membuat orang-orang memelas kepada saya ….
Untungnya pertolongan beberapa waktu kemudian datang. Seorang supir mobil sewaan setelah saya telepon datang setelah saya telepon. Ia datang dengan membawa kabel pemancing. Kedua mobil
dihadapkan dan kabel pemancing dipasang, tidak sampai tiga menit mobil saya sudah hidup kembali…..
Pelajaran yang saya dapat sore itu banyak. Jangan abaikan tanda-tanda (sign), tanda-tanda buatan manusia saja penting, apalagi tanda-tanda dari Allah. Jangan terlalu percaya bahwa indikator Accu yang masih hijau itu benar. Dalam kondisi darurat tetap tenang dan berpikir jernih agar bisa mengambil
langkah-langkah sistimatis. Dan pelajaran yang teramat penting …… ternyata masih banyak sekali orang-orang baik di sekitar kita… (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR