Kesehatan

Layanan Deteksi dini Kanker SADARI dan IVA

Yuk kita kenali tentang pencegahan Kanker yang menyerang kaum IBu yang kini gencar juga dilakukan Yakes Telkom : Prosedur Mendapatkan Layanan IVA dan Pap Smear -Karakteristik kanker serviks yang disebabkan human papilloma virus (HPV) adalah tidak menimbulkan gejala apa pun pada stadium awal.

Ketika gejala mulai muncul, tahu-tahu sudah berada pada stadium lanjut. Karena itu, sangat penting bagi perempuan yang sudah menikah untuk melakukan deteksi dini menggunakan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan tes Pap Smear yang disediakan BPJS Kesehatan.

Bagaimana prosedur mendapatkan pelayanan ini?
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan (di jajaran kita oleh Yakes Telkom) merupakan program berbasis managed care, dimana terdapat empat pilar prinsip dasar dalam pelaksanaannya, yaitu promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Salah satu upaya mengoptimalkan fungsi promotif dan preventif yang dilakukan BPJS Kesehatan adalah dengan menyelenggarakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya kanker serviks dan menyediakan layanan deteksi dini kanker serviks. Metode deteksi dini dilakukan dengan dua cara, yaitu Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) dan tes Pap Smear Kedua cara ini telah terbukti efektif mendeteksi adanya lesi pra-kanker yang harus segera dilenyapkan.

Metode IVA
Pemeriksaan IVA dilakukan dengan melihat serviks yang telah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks dipulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal (negatif) atau abnormal (ada lesi pra-kanker). Pada lesi pra-kanker akan terlihat bercak putih atau yang disebut aceto white epithelium.

Tes IVA sebaiknya dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual, tidak sedang menstruasi atau haid, tidak sedang hamil, dan 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual.

Selain mudah dan murah, cara ini juga memiliki keakuratan sangat tinggi dalam mendeteksi lesi pra-kanker. IVA juga tidak harus dilakukan oleh dokter, tetapi bisa dilakukan oleh tenaga terlatih seperti bidan di puskesmas.

Metode Pap Smear
Selain dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), kanker serviks juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan Pap Smear. Metode ini menggunakan alat bernama speculumyang berfungsi untuk membuka liang vagina. Setelah terbuka, cairan leher rahim lalu diambil menggunakan spatula atau sejenis sikat halus.

Cairan tersebut kemudian dioles pada objek kaca untuk dianalisis di laboratorium. Pemeriksaan Pap Smear sebaiknya juga dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual, tidak sedang hamil, dan tidak sedang dalam masa menstruasi.

Agar hasilnya lebih akurat, hindari penggunaan jenis pembersih genital apapun tiga hari sebelum Pap Smear. Dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual sejak dua hari sebelum Pap Smear, dan sebaiknya tidak berendam saat mandi dua hari sebelum menjalani Pap Smearkarena hal-hal tersebut bisa menyebabkan sel abnormal jadi sulit terdeteksi.

PROSEDUR LAYANAN DETEKSI DINI
Karena kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit terdeteksi pada stadium awal, sangat dianjurkan untuk melakukan skriningkesehatan melalui layanan kesehatan deteksi dini yang disediakan oleh BPJS Kesehatan.

Sasaran layanan deteksi dini kanker serviks yang disediakan oleh BPJS Kesehatan ini adalah peserta berjenis kelamin perempuan dan sudah menikah. Cara mendapatkan pelayanan ini adalah peserta mendapatkan rekomendasi atau pengantar dari Faskes Tingkat Pertama, atau peserta mendaftar sendiri secara sukarela dengan mengisi lembarkesediaan pada Formulir Permohonan.

Dijelaskan oleh Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan Fajriadinur, pemeriksaan IVA dilakukan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) atau bidan dengan konsep jejaring. Sedangkan pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan di FKTP dengan konsep jejaring laboratorium atau Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Pemeriksaan IVA dan Pap Smear juga dapat diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan tanpa indikasi medis, dan dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih.

“Peserta yang dinyatakan positif dari pemeriksaan IVA dapat dilakukan tindakan krioterapi di Faskes Tingkat Pertama yang memiliki kompetensi untuk melakukan krioterapi,” terang Fajriadinur.

Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi pra-kanker dengan suhu yang sangat dingin, sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akantumbuh sel-sel baru yang sehat.

Namun bila hasil pemeriksaan menunjukkan sel kankernya sudah ganas dan harus mendapatkan pengobatan lebih lanjut di rumah sakit, BPJS Kesehatan juga akan memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, misalnya kemoterapi atau radioterapi.

Selain itu, peserta yang dilakukan pemeriksaan IVA atau Pap Smearsekaligus dilakukan juga pemeriksaan Clinical Breast Examination (CBE)/ Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) atau diedukasi cara melakukan pemeriksaan tersebut. Hasil CBE oleh FKTP atau oleh peserta sendiri (self asssesment) dilaporkan bersama dengan hasil IVA dan Pap Smear.

Pemeriksaan IVA diberikan selama 3 (tiga) tahun pertama secara berurutan. Apabila hasil Skrining menunjukkan tetap negatif, maka pemeriksaan IVA dapat diberikan 5 (lima) tahun kemudian. Sepanjang tahun 2014, deteksi dini yang dilakukan BPJS Kesehatan dengan metode IVA telah berhasil menjangkau 81.000 peserta, sementara Pap Smear berhasil menjangkau 248.940 peserta.

Saat ini BPJS Kesehatan juga telah bekerjasama dengan instansi pemerintah dan pihak lainnya dalam memberikan pelatihan IVA dan Pap Smear kepada 2.143 dokter umum dan bidan. (http://www.indomenit.com/2015/12/14/prosedur-mendapatkan-layanan-iva-dan-pap-smear/)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close