Wisata dan Kuliner

Melahap Martabak Pete

JAKARTA, KOMPAS.com-Martabak telur, lazimnya berisi campuran daging dan  sayuran, kini dimodifikasi dengan diisi petai (pete). Tak hanya inovasinya “nyeleneh”, rasanya unik membuat hidangan itu favorit di kedai Martabak Dodo.

 

Bagi Anda para penikmat martabak telur atau asin, mungkin bosan dengan hidangan martabak yang lazim ditemukan di berbagai kedai berisikan daging kambing atau sapi. Anda bisa mencoba hidangan unik martabak petai di kedai Martabak Dodo, yang ada di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

 

Kedai yang berdiri Desember 2015 ini menyajikan menu2 “nyentrik” seperti martabak petai, martabak sate, martabak manis cokelat koin emas, dan yang lainnya. Belum lagi menurut Ajy Prasetyo selaku pengelola kedai, akan menambahkan martabak jengkol pada pertengahan bulan Mei 2016.

 

Ajy mengatakan peluncuran martabak jengkol sendiri karena melihat peminat martabak petai yang semakin hari semakin bertambah. Pembeli yang sudah mencoba pun kembali lagi dengan memesan menu unik tersebut.

 

“Pada 14 Februari nanti akan di-launching martabak jengkol, sekaligus launching tempat baru,” ujarnya kepada KompasTravel saat mendatangi kedainya, Rabu (4/5/2016).

 

Ia mengatakan memilih petai tua dengan kualitas bagus, tidak rusak dan bersih, untuk hidangan martabaknya. Dalam satu hidangan menghabiskan empat rantai petai segar.

 

Isi martabak itu dapat dikombinasikan dengan pilihan lain : Daging cincang, tuna, udang, cumi dll. KompasTravel ditantang mencoba martabak petai tanpa campuran isi lain, atau petai utuh. Petai segar yang baru dikupas dikocok bersama telur ayam, sayuran seperti daun bawang, dan pastinya aneka bumbu yang ia racik sendiri.

 

Butiran biji petai memenuhi adonan yang tebal nan gurih, akan membuat Anda penasaran dengan rasanya. Kulitnya yang renyah sudah terlihat ketika martabak dipotong-potong di atas telanan. KompasTravel pun melahapnya selagi hangat, terasa renyah di luar dan gurih bercita rasa unik di dalamnya.

 

 

Martabak terasa tebal karena barisan biji hijau cerah ini masih utuh tidak dicincang kecil. Merasakannya, timbul sensasi tersendiri terutama bagi penggemar petai. Anehnya, tiap gigitan membuat penasaran dan timbul hasrat ingin melahap lagi. Tambahan saus asam pedas racikannya menambah segar citarasa martabak petai ini.
Ajy yang sudah lebih dari 20 tahun menekuni dunia martabak mengatakan, pilihannya jatuh ke petai hanya karena dirinya dan kebanyakan orang di daerah asalnya Magelang suka dengan petai. Ia mengatakan rasanya yang khas daerah Indonesia selalu membuat orang penasaran.

 

“Kaget juga sih, karena awal saya pikir penggemarnya paling orang rantau dari desa, dari Jawa, yang terbiasa. Ternyata orang kota pada suka juga dan jadi menu andalan sekarang,” ujar Ajy.

 

Ia menambahkan saat ini martabak petai yang paling laku untuk menu asin. Pembalinya tidak memandang usia, dari anak muda yang penasaran, hingga orang tua. Mayoritas selain wilayah Jakarta, pembelinya datang dari Bekasi, Tangerang, hingga Bogor.

 

Bagi yang ingin membawa ke luar atau disimpan lama, Ajy selalu membuatkannya tanpa daun bawang. Dengan daun bawang martabak tersebut hanya bisa bertahan satu malam, namun jika tidak menggunakan daun bawang bisa lebih dari satu hari.

 

Bagi Anda yang tertantang mencobanya, datanglah ke kedai martabak Dodo yang berlokasi di Jalan Lapangan Bola, Nomor 5, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Anda sudah bisa memesannya mulai pukul 16.00 hingga 24.00 WIB.

 

Semua pilihan martabak asin dapat dibeli Rp 65.000, sedangkan martabak manis mulai Rp 45.000 hingga Rp 100.000. (Agus Suryono; sumber dari M. Irzal A; Ni Luh Made Pertiwi F; http://travel.kompas.com/read/2016/05/07/140900627/Tantangan.Melahap.Martabak.Pete.Berani.Coba)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close