Iptek dan Lingk. Hidup

Hujan-Banjir-Lingkungan hidup(5/5)-peran masyarakat

Banjir masih meluas di berbagai daerah. Di Jakarta, Jabar, Lampung, Maluku dan berbagai wilayah masih dibayangi oleh genangan air dan banjir bandang. Apalagi musim hujan belum 2 bulan ini. Banyak kajian dan upaya mengatasinya. Menghilangkan banjir tidak mungkin. Curah hujan lebih tinggi dari rata2 pada tahun tertentu menurut berbagai kajian hidrologi merupakan salah satu karakter hujan itu.

 

Dampak dari curah hujan yang diatas normal, genangan air dan bajir menjadi fenomena tak terhindarkan. Warga yang tinggal di daerah langganan terkesan hanya bisa beradaptasi. Warga pasrah saja dan mencoba bertahan dari banjir ketika musim hujan tiba.

 

Hal ini mengagumkan,  warga berdaya adaptasi tinggi. Namun adaptasi tak bisa mencegah kerugian yang timbul dari bencana ini. Apa yang bisa dilakukan warga mengatasi resiko banjir. Upaya mitigasi atau mengurangi resiko banjir belum terlihat dominan sebagai kegiatan warga.

 

Mitigasi adalah kegiatan lebih realistis mengurangi resiko banjir. Hal2 yang perlu dilakukan  warga :

  1. Membuat area resapan di pemukiman warga. Sumur resapan berfungsi untuk mengarahkan air ke dalam tanah sehingga mengurangi aliran permukaan.

 

Berkurangnya aliran permukaan akan mengurangi genangan dan banjir. Selain di pemukiman, area resapan yang berupa sumur resapan bisa dibuat di berbagai pemukiman, perkantoran, sempadan jalan dan tempat yang rawan genangan dan menamah persediaan air di tanah. Pembuatan biopori cukup membantu meresapkan air ke dalam tanah sekaligus mengurangi sampah.

2. Menanam pepohonan. Kegiatan ini tidak hanya di daerah hulu namun juga di daerah tengah dan hilir. Menanam tanaman kecil dan pohon mengurangi erosi dan aliran permukaan. Berkurangnya erosi akan mengurangi pendangkalan dan penyempitan sempadan sungai. Akar pepohonan khususnya di sempadan sungai dapat menahan gerusan air terhadap tanah sehingga leih tahan terhadap longsor.

3. Membentuk Kelompok Masyarakat Pengendali Banjir (KMPB). Kelompok berbasis masyarakat sangat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi resiko banjir. Pemerintah tidak akan mampu menyelesaikan seluruh masalah banjir tanpa melibatkan masyarakat.

 

  1. Membangun atau menetapkan lokasi dan jalur evakuasi bila terjadi banjir. Kegiatan ini mengurangi korban akibat banjir. Penetapan lokasi dan jalur evaluasi yang terencana, memudahkan warga yang terkena banjir menyelamatkan diri dan propertinya dengan cepat. KMPB bisa dimulai dari tingkat Desa atau RW sesuai dengan kebutuhan.

 

  1. Membangun sistem peringatan dini banjir berasis warga. Sistem peringatan banjir berbasis warga perlu karena masyarakatlah yang merasakan adanya bencana itu. Sistem peringatan dini meliputi : Pengamatan hujan dan tinggi muka air, prediksi banjir, penyebaran informasi dan peringatan bahaya dan tindakan yang perlu sesuai tingkat bahaya. Sistem peringatan dini banjir banyak diaplikasikan di berbagai Negara yang sering banjir seperti di kawasan Amerika Tengah dan di Filipina.6. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah. Seringkali genangan air di pemukiman disebabkan oleh meluapnya air dari saluran pembuangan seperti selokan dan sungai. Menjaga kebersihan saluran air dan limbah akan berguna untuk mengurangi genangan air yang berujung pada banjir.

    7. Mendukung upaya pembuatan kanal atau saluran dan bangunan pengendali banjir dan lokasi evakuasi. Kanal menjadi salah satu program besar di beberapa kota besar. Sebut saja Jakarta yang membangun Proyek Banjir Kanal (Barat dan Timur) dan di Medan di angun Kanal di daerah Deli Tua, untuk mengalirkan air dari Sungai Deli.

 

Banjir Kanal selain sebagai sarana pengendali banjir sebagai prasarana konservasi air untuk pengisian kembali air tanah dan sumber air baku serta prasarana transportasi air. Mendukung pembuatan kanal ini bisa berupa memudahkan pemerintah dalam pembebasan lahan dan menjaga kanal yang sudah ada.

 

  1. Bekerjasama dengan masyarakat di luar daerah banjir untuk menjaga daerah resapan air. Penanganan banjir erat kaitannya dengan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) pada kawasan bioregion tertentu. DAS mencakup areal yang melintasi batas administrasi sehingga harus ada rencana pengelolaan bersama antar pemdaa yang tercakup dalam kesatuan DAS.

 

Jakarta sebagai daerah hilir tempat bermuaranya sungai2 besar yang berhulu di Prop Jabar dan Banten. Untuk itu, masyarakat yang tercakup wilayahnya dalam DAS, perlu bekerjasama. Warga kota Jakarta misalnya, yang memiliki lahan di daerah puncak Bogor, mendorong warga sekitar untuk memelihara kawasan lindung agar tetap berfungsi dalam mengurangi resiko banjir.

 

Mengatasi banjir bisa dimulai dari diri sendiri tanpa seluruhnya tergantung pemerintah. Bila tiap warga peduli dan partisipasi dalam kegiatan yang mengurangi resiko anjir, kerugian akibat banjir bisa diminimalisir. Salam lestari; (Achmad Siddik; http://www.kompasiana.com/achmadsiddikthoha/apa-peran-warga-dalam-mengurangi-resiko-banjir_551a0fca813311987d9de0c7)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close