Iptek dan Lingk. Hidup

RT-RW Mandiri kelola sampah

MENGELOLA sampah mandiri di rumah baru untuk Dwi Retnastuti. Sejak 2005, di rumahnya (Bandung), Jabar, ia memilah sampah dan mengola sendiri sampah organik. Perempuan yang disapa Retna ini menggunakan tiga alat atau metode untuk mengola sampah organik itu.

 

Sampah dapur dikomposkan dengan tong dan keranjang komposter, sedang sampah halaman menggunakan bata terawang. Sesuai namanya, metode bata terawang merupakan batu bata yang disusun tidak rapat dan membentuk sebuah bangunan kubus.

 

Susunan bata yang tidak rapat membuat udara masuk leluasa sehingga metode ini disebut komposter aerob. Dengan menggunakan tiga metode ini, hampir semua sampah organik di rumah Dwi dapat diolah menjadi kompos. Dengan begitu, limbah yang dikeluarkan hanya berupa sampah anorganik.

 

Pengolahan sampah cara komposter menghindarkan polusi dari pembakaran sampah. “Untuk yang nonorganik diberikan ke tukang sampah karena memiliki jaringan mengelola sampah nonorganik. Atau jika di sekitar rumah punya bank sampah, bisa diberikan ke bank sampah itu,” jelas Retna.

 

Orang2 yang mengenalnya menilai pengolahan sampah ini wajib ia lakukan karena jabatannya sebagai Deputi Walhi Jabar. Menurut Retna, pengelolaan sampah sejak di rumah itu hal yang memungkinkan bagi banyak orang.

 

Terlebih, jika semakin gentingnya permasalahan sampah sekarang ini diingat, menurutnya, pengelolaan sampah sejak tingkat RT/RW merupakan keharusan. Saat ini produksi sampah nasional telah mencapai sekitar 5,4 juta ton per tahun. (http://www.mediaindonesia.com/news/read/95955/rt-rw-mandiri-kelola-sampah/2017-03-11)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close