Cerita ‘Waktoe itoe’-Potong tali pusar pakai sembilu
// Cerita ‘Waktoe Itoe’ ini cerita tentang Indonesia di waktu lalu. Kita batasi paling tidak 40 tahun yang lalu. Anda juga sangat ditunggu cerita pengalamannya. Cerita bisa apa saja, pokoknya menarik. Bisa juga mengambil cerita sendiri, orang tua, kakek-nenek, guru, dsb. //
Sampai 1970-an dukun bayi dominan membantu persalianan ibu2. Setelah itu mulailah banyak bidan dan RS bersalin. Kemudian dukun2 bayi ditatar soal kesehatan, soal kebersihan dsb. Saya tidak tahu apakah saat ini masih ada dukun bayi di Indonesia ini, dukun dalam arti yang membantu persalinan. Mungkin di daerah terpencil masih ada. Atau anda punya informasi?
Tahun 1970-an atau sebelumnya bidan hanya ada di kota, jadi di desa praktis dukun bayi yang berperan. Saat itu kalau ada seorang ibu mau melahirkan, ibu2 tetangga pada datang dan membantu persalinan. Tentu ada dukun bayi sebagai orang yang paling tahu dan paling bertanggung jawab.
Nah, ibu2 lainnya itu ada yang merebus air untuk persiapan memandukan sang bayi, ada yang mempersiapkan tempat untuk tidur si bayi. Ada yang mencari popok dan gurita. Kalau tidak ada selembar kain panjang di-potong2 jadi ber-lembar2 popok dan gurita. Ada pula yang menari kunyit dan membuat sembilu.
Bagi anda yang belum tahu sembilu, sembilu itu pisau yang dibaut dari bambu. Caranya batang bambu atau ranting bambu diiris tipis diambil bagian kulit luarnya, dia akan tajam seperti pisau atau “cutter” jaman sekarang. Memegangnyapun harus hati-hati, kalau kena tangan bisa luka teriris.
Untuk apa sembilu? Untuk memotong tali pusar sang bayi. Entah darimana ilmu ini, yang jelas sembilu yang bahasa Jawanya “welat” selain tajam juga diyakini seteril, paling tidak bersihlah. Coba bandingkan dengan pisau dapur (apalagi jaman dulu) yang biasa dipakai untuk memotong cabe, bawang merah, ikan, daging, sampai trasi, tentu tidak dijamin kebersihannya.
Nah, kalau bayi sudah lahir, salah seorang ibu dengan pengawasan dukun bayi mengikat tali pusar sekitar 5 cm dari pusar sang bayi, lalu dipotong dengan sembilu tadi. Sebagai ganjal, dipakailah kunyit yang dicuci bersih dan dikupas kulitnya.
Tujuannya dua, pertama agar kalau tali pusar dipotong akan mudah mengetahui apa tali pusar sudah putus apa belum. Kedua, kunyit itu merupakan antibiotik, jadi dia juga bersfungsi mencegah bekas irisan dengan sembilu itu infeksi. Hebat juga ya ilmu orang tua kita.
Bagaimana dengan anda ketika lahir? Ditolong bidan atau dukun bayi? Saya sendiri termasuk yang lahir di tangan dukun bayi. (Widartoks 2017; dari grup FB-ILP)- FR