Saraf kejepit-perlu dioperasi?
Jakarta-Saat struktur tulang punggung mengalami gangguan akibat cedera atau faktor degeneratif, seseorang berisiko mengalami saraf terjepit. Penyebabnya tekanan berlebih pada sistem saraf pusat yang bila dibiarkan dapat menyebabkan kelumpuhan.
dr Muki Partono, SpOT, dari RS Pondok Indah (RSPI) mengatakan biasanya tanda awal saraf terjepit ini kemunculan nyeri pinggang kronis yang tak kunjung hilang lebih dari 2 minggu. Selain itu rasa nyeri bisa menjalar hingga ke daerah kaki. Bila kita rasakan tanda2 itu, disarankan segera cari pertolongan medis. Dokter akan mendiagnosa, memastikan di mana titik saraf terjepit dan tingkat keparahannya.
Pada kasus saraf terjepit ringan, dan tekanan belum terlalu besar, maka tindakan tidak harus operasi. “Pastikan dulu misalnya dia saraf kejepit karena HNP (herniated nucleus pulposos); pastikan gradenya. Kalau grade 1-2 masih bisa kita suntik, radio, atau laser. Tapi kalau grade-3 dan 4 harus dioperasi,” kata dr Muki dalam acara temu media di Pacific Place, Senayan, Jakpus (7/3/17).
Ketika struktur tulang belum banyak terganggu dan saraf terjepit hanya karena ada pembengkakkan ringan saja maka suntikan steroid bisa diberikan. Steroid itu antiradang sehingga akan mengecilkan tekanan pada saraf.
Bila nyeri tak kunjung hilang maka ada terapi dengan alat radio dan laser. Radio bekerja merusak saraf sehingga menumpulkan nyeri. Laser bekerja ‘merapikan’ struktur tulang yang rusak. “Saya tidak terlalu memilih terapi radio frequency karena intinya masih tetap sakit. Kalau penyebab nyeri ini penekanan karena inflamasi terus sarafnya dirusak maka enggak akan menyelesaikan masalah” ungkap dr Muki.
Apapun metodenya dr Muki menjelaskan kemungkinan masalah saraf terjepit tidak pernah selesai dalam arti bisa kambuh. Alasannya karena banyak ruas tulang di punggung yang dapat menekan saraf dan seiring berjalannya alami degenerasi hingga makin meningkatkan risiko terjadinya saraf terjepit.
“Ini adalah proses aging jangan berharap sembuh sempurna. Senggaknya kita ingin jangan sampai kualitas hidup terganggu. Itu harus dijelaskan ke pasien karena enggak ada satu teknik pun yang bisa mengobati saraf kejepit,” tutup dr Muki. (fds/vit; Firdaus Anwar; https://health.detik.com/read/2017/03/08/120446/3441259/763/saraf-terjepit-apakah-harus-selalu-dioperasi)-FatchurR