Bagaimana Korea Utara mendanai Nuklirnya(1/3)
BBC Indonesia mengkompulir pertanyaan2 seputar peluncuran roket Korut yang melintasi Jepang dan uji coba bom Hidrogen yang mengkhawatirkan. Uji coba nuklir ke-6 itu meningkatkan ketegangan dan bisa pecah perang di Semenanjung Korea.
Aksi2 di Korut memicu keingin-tahuan. Berikut, dijawab hal yang terbanyak Anda tanya terkait krisis ini. Dari mana bahan pembuatan dan peluncuran rudal? Membuat sendiri atau bantuan Negara lain? Kenapa Korut kaya bisa mendanainya?
Institute of Science and International Security memprediksi Korut punya 13-30 nuklir, dan 50 unit pada 2020. Pengembangan nuklir setelah Perang Korea (1950). Korut punya infrastruktur nuklir atas bantuan Uni Soviet (1964) dalam mengembangkan nuklir pertama memenuhi penelitian, medis dan industri.
Mengembangkan senjata dan memanggil ilmuwan2nya dari luar negeri. Pada 1970-1980-an, Korut mencari teknologi nuklir canggih dari Eropa. Saat itu belum ada pengawalan info nuklir, termasuk mendatangi konferensi nuklir di Wina dan bicara dengan ilmuwan Belgia perancang pabrik pemisahan plutonium.
Dasar utama program nuklir uranium Korut bermula 1990-an bantuan dari Dr. A.Q. Khan, pionir program bom atom Pakistan. Khan diyakini bantu Korut mengatur transfer inti uranium diam2, mesin pengayaan dan data teknis ke Korut beberapa tahun.
Pada 2003-2004, direktur CIA dan ilmuwan AS menyebut Korut memiliki plutonium radioaktif dan (2006) Korut menguji senjata nuklir ke-1. mInimal 5 sumber dana program pembuatan senjata Korut. Pertama Cina, karena Badan Intelijen Pusat AS mencatat lebih 75% dari perdagangan Korut dengan Cina.
Korut kaya simpanan sumber daya alam (SDA) : plus batubara, emas, perak, uranium, bijih besi dan logam langka dan SDA ini banyak dijual ke Cina dan Uni Soviet beberapa dekade sampai kejatuhan blok komunis. Cina bertahan memonopoli dagang logam langka dengan Korut.
Logam ini untuk produksi ponsel, komputer, layar LCD dan mobil. Sumber ke-2 pekerja Korut dikirim ke Cina, Rusia, Timur Tengah, Eropa Timur dan Asteng memberi pemasukan. Puluhan ribu warga Korut dikirim ke itu bekerja di restoran, lokasi bangunan, petani sayur dan membangun monumen di Afrika.
Merekalah pemberi pemasukan perusahaan rudal nuklir. Selain itu, ekonomi Korut dapat pemasukan besar dari penjualan senjata di Asia, Afrika dan Timteng. Laporan Panel Pakar Dewan Keamanan PBB. Ada kesepakatan ekspor Korea Utara dengan negara2 Afrika.
Korut punya industri narkoba dan dugaan kejahatan siber : Pencurian US$81 juta atau Rp1T dari akun Bangladesh di New York Federal Reserve. Perusahaan2 Cina diduga bantu alurkan uang ke Korut. Korut menghabiskan 25% dari PDBnya untuk senjata, tak membelanjakan untuk kesehatan atau pendidikan.
Apakah AS akan bertindak terhadap Korut?
Presiden AS isyaratkan aksi militer ke Korut, tapi membahayakan Jepang, Korsel, terutama lebih dari 10 juta penduduk Seoul terjangkau nuklir Korut, membahayakan 28.500 tentara dan personil AS di Korsel.
Menhan AS James Mattis dan Penasihat Keamanan Nasional H.R. McMaster menentang aksi militer kecuali langkah terakhir. Taktik perang urat syaraf Trump itu siasat negosiasi memperingatkan dan mencegah memprovokasi, atau mendorong pemimpin Cina yang makin kesal ke Korut, menerapkan tekanan dan sanksi ekonomi berat. Cara ini tidak akan berhasil.
Jika Presiden Trump rasional (tidak impulsif, / tak mengorbankan Seoul) untuk kepentingan Washington, maka mungkin respons atas krisis saat ini mendorong sanksi lebih keras lagi. Bersambung……
Monggo lengkapnya di : (http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41158713)-FatchurR