Opini dan sukses bisnis

Modif Motor dari Hobi jadi Bisnis

(bbc.com/indonesia)-Di halaman bengkel di ruko berlantai-3 di sudut kawasan Palmerah, Jakarta Barat, tiap waktu tampak beragam motor unik diparkir berjajar di depan ruko. Ada motor yang setangnya meliuk seperti tanduk kerbau, dengan ban besar.

 

Ada motor Jepang model lawas, dan berubah tampilan dengan ban ‘berpaku’ serta knalpot menjulur. Baru Motor Sport atau disingkat BMS, nama bengkel itu. Se-hari2 mereka melayani permintaan yang ingin motornya dimodifikasi jadi beragam bentuk. Ariawan Wijaya, pemilik BMS, mengatakan calon pelanggannya bukan orang2 yang menginginkan alat transportasi untuk kebutuhan se-hari2.

 

“Orang pakai motor untuk kebutuhan. Tapi kini, untuk hobi dan lifestyle. Orang makin lama makin kreatif, aneh, makin nyeleneh, tapi layak dipakai” katanya ke wartawan BBC Indonesia, Jerome Wirawan. Dia sebut dirinya pekerja seni, tidak memodifikasi motor agar tambah cepat, tapi agar sedap dipandang. Karena indah-sedap dipandang sangat subyektif, motor2 kreasi BMS pun unik.

 

Motor yang diparkir di lantai dua bengkel BMS, misalnya. Motor itu bercorak Candi Borobudur dari bahan tembaga, kuningan, dan aluminium. “Ada pelanggan yang ingin motornya  bertema khas Indonesia. Saya lalu menawarkan konsep Borobudur. Dia setuju, tapi barang yang dipakai harus barang Indonesia dan mencerminkan karakter Indonesia” kata Ariawan.

 

Untuk mewujudkannya pelanggannya merogoh kocek dalam jumlah besar. Namun, dia menolak menyebut nominalnya. “Ratusan juta?” saya bertanya. Dia hanya senyum.

 

Kalau Sudah hobi, susah

Pelanggan2 yang ditemui di bengkel BMS rela menghabiskan puluhan juta untuk memodifikasi motor. Morenos, misalnya. Dia ubah motor Kawasaki era 1970-an jadi bentuk ‘scrambler’—istilah modifikasi motor, memasang 2 ban ‘berpaku’ sehingga motor dapat melaju di permukaan tak rata. Untuk biaya modifikasi ditambah motor aslinya, dia habiskan Rp175 juta.

 

Feris, yang memodifikasi Honda CBR 1.000 dengan tampilan motor balap. Dia merogoh Rp180 juta. “Kalau sudah hobi, susah. Istri di rumah juga ngoceh2. Motor juga bukan dipakai ngebut, tapi saya lebih ke arah fashion. Ada kepuasan melihat motor. Klimaks rasanya,” tutup Feris.

 

Membatasi Pelanggan

Biaya modifikasi tak bisa dibilang murah. Motor dengan kapasitas 150cc, contohnya, perlu Rp15-25 juta. “Spare part yang bikin mahal. Ongkos pengerjaan sih sama. Ketidaktersediaan suku cadang tertentu di Indonesia membuat kami impor suku cadang itu. Itu yang bikin modifikasi mahal dan lama” ujarnya.

 

Kendati mahal, bisnis modifikasi motor, terus berkembang. Tiap pameran modifikasi motor digelar,  transaksi tercatat mencapai belasan hingga puluhan miliar rupiah. Di bengkelnya, dia  mengklaim calon pelanggan terus berdatangan setiap hari. Namun dia tidak menerima semua pesanan begitu saja.

 

“Yang ingin jadi pelanggan banyak, tapi yang ditolak juga banyak. Jadi saya nggak terima semua motor. Kita batasi. Untuk motor kecil, dalam satu bulan, maksimal pengerjaannya 3an saja. Pertama, tempat kita tidak besar. Kedua, kalau pengerjaan terlalu banyak, pasti nggak bisa mengontrol kualitas” tegasnya.

 

Manajemen keuangan tambal sulam

Selain memaksimalkan manajemen waktu, kiat dia mengelola bengkel modifikasi itu rapi dalam manajemen keuangan. Pantangan baginya menjalankan manajemen keuangan tambal sulam.

 

“Yang salah proses tambal sulam. Maksudnya, ambil DP untuk proyek A, tapi untuk ngebayarin proyek B. Nanti proyek C masuk, uangnya untuk proyek A. Itu salah. Di kita pisahin. DP proyek A masuk, kita kerjakan proyek A. Jadi nanti nggak ada uang kurang, nggak bisa. Kalau tidak ada DP masuk, kita tidak kerjakan” papar Ariawan.

 

Berbekal manajemen waktu dan manajemen keuangan yang baik, dia kembangkan usahanya dari toko yang hanya melayani penjualan suku cadang (2008), jadi bengkel modifikasi dengan omzet ratusan juta rupiah tiap bulan.

 

“Di bisnis ini, kalau manajemen waktu, manajemen keuangan bagus, itu biasanya dalam waktu 1-2 tahun, sudah balik modal,” kata Ariawan. (Bahan dari : https://www.bbc.com/indonesia/majalah-39550580)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close