Selingan

Ketupat Lebaran Arti Dan Hubungannya Dengan Sunan Kalijaga

(jabar.tribunnews.com)-BANDUNG; Perayaan Idulfitri 1440 H (Lebaran 2019) identik dengan menu Ketupat Lebaran. Tradisi bagi umat Muslim di Tanah Air mjenyediakan Ketupat menyambut hari Idulfitri 1440 H. Ketupat biasanya dihidangkan bersama dengan opor ayam.

 

Ketupat Lebaran dihidangkan tuan rumah menyambut kedatangan kerabat, hingga tetangga. Ketupat Lebaran itu makanan berbahan beras dibungkus anyaman daun kelapa atau daun pandan. Setelah diisi beras, dikukus hingga matang dan jadilah Ketupat Lebaran. Makanan ini tergolong sederhana.

 

Di balik itu, Ketupat Lebaran bermakna dan sejarahnya di Nusantara. Dikutip Tribunjabar.id dari Kompas.com dan Islampos.com, Ketupat Lebaran diperkenalkan ke Nusantara saat Islam masuk ke tanah Jawa. Sunan Kalijaga, orang pertama kali memperkenalkan Ketupat Lebaran ke masyarakat Jawa.

 

Dikutip Tribunjabar.id dari Kompas.com, menurut Fadly Rahman, dari cerita rakyat, Ketupat berasal dari masa hidup Sunan Kalijaga. Beliau memperkenalkan ketupat Lebaran di masa syiar Islamnya pada abad ke 15 hingga ke 16. Sunan Kalijaga menjadikan Ketupat sebagai budaya dan filosofi jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islamannya.

 

Ketupat bisa jadi berasal dari zaman lebih lama, yakni zaman Hindu-Budha di Nusantara. Hal itu merujuk zaman pra Islam. Nyiur dan beras dipakai untuk makanan sebagai sumber daya alam. Juga masyarakat Bali. Hingga saat ini Ketupat (disebut masyarakat Bali : tipat), digunakan untuk ritual ibadah.

 

Menurut Fadly, dalam Islam, ketupat dicocokkan dengan nilai2 ke-Islaman oleh Sunan Kalijaga. Beliau baurkan pengaruh Hindu pada nilai ke-Islaman, menjadi akulturasi padu antara keduanya. Masyarakat Jawa dan Sunda menyebut ketupat sebagai kupat. Kupat berarti ngaku lepat atau mengakui kesalahan.

Ketupat Lebaran punya simbol lain yaitu laku papat (empat laku) melambangkan 4 sisi dari Ketupat.

 

Laku papat atau 4 tindakan itu : Lebaran, luberan, leburan, dan laburan. Maksudnya : Lebaran dari kata lebar berarti selesai. Artinya selesainya berpuasa dengan datangnya 1 Syawal. Luberan berarti melimpah. Ibarat air di tempayan isinya melimpah dan tumpah kebawah. Pesannya memberi sebagian harta ke fakir miskin, sedekah ikhlas seperti tumpahnya atau lubernya air dari tempayan.

Lalu leburan : Semua kesalahan dilebur atau habis dan lepas, dan dimaafkan di hari Idulfitri. Terakhir Laburan. Di masyarakat Jawa labur (kapur) adalah bahan untuk memutihkan dinding. Ini menandakan simbol yang berpesan untuk senantiasa menjaga kebersihan diri lahir dan batin.

 

Usai saling bermaafan (leburan) dimasa Lebaran, umat Muslim diberikan pesan tetap menjaga sikap dan tindakan yang baik. Sehingga mencerminkan budi pekerti yang baik. Ketupat tak hanya identitas di Indonesia, juga di Asia Tenggara. Khususnya di negara Melayu, ketupat identik dengan Hari Idulfitri.

(Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Sejarah Ketupat Lebaran, Arti Sesungguhnya dan Hubungannya dengan Sunan Kalijaga, Penulis: Resi Siti Jubaedah
Editor: Ravianto; Bahan dari :  http://jabar.tribunnews.com/2019/06/08/sejarah-ketupat-lebaran-arti-sesungguhnya-dan-hubungannya-dengan-sunan-kalijaga)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close