YAKESTEL DAN OLAH RAGA

Grup Ladies Hour Unjuk Gigi Ke Puncak Gunung Padang

Tiga hari jelang Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-74 yaitu tanggal 14/8/19; Sahabat2 kita Grup ledies hour preventive center jl Ciliwung 21 sedang unjuk gigi dengan menguji coba fisik terutama kaki naik ke puncak  gunung Padang Kabupaten Cianjur.

 

Diikuti 16 orang yang tergabung grup Ladies hour yang rutin berlatih tiap Jumat pukul 09.00 hingga 10.00 dengan Instruktur  Neng Ulantri. Rombongan kumpul di Preventive Center pukul 06.00 dan dengan mobil Elf/Hiace berangkat ke sasaran pukul 06.30 dari jl Ciliwung 21 dan kembali pukul 19.an

 

Alhamdulillah pesertanya kuat sampai di puncak gunung. Mereka patut di acungi jempol. Bagi yang gak ikut dan penasaran tidak ada salahnya saya sajikan sedikit tentang Gunung Padang dari suatu sumber :

 

 

 

 

(intisari.grid.id)- Di Jawa Barat, nama Gunung Padang ada tiga. Yaitu di Cikoneng Ciamis, di Cianjur, situs megalitikum terbesar di Asia Tenggara, dan di Ciwidey, persisnya di desa Rawabogo. Sejatinya Situs Gunung Padang bukan penemuan baru.

 

Pada 1979, Endi, Soma, dan Abidin tiga petani “menemukan” serakan batu dengan wilayah sebaran luas dan terpola tertutup semak belukar di Bukit Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur. Karena rasa penasaran, mereka melaporkan ke Kasi Kebudayaan Kab-Cianjur.

 

 

 

 

Sebelumnya tahun 1914,  N.J. Krom, arkeolog Belanda yang juga meneliti Candi Borobudur, sudah mencatat situs Megalitikum di Gunung Padang. Sejak itu gak ada penelitian intensif. Pada 1980, diteliti ulang dipimpin Prof Dr. Raden Panji Soedjono, pakar prasejarah pertama Indonesia. Proses ekskavasi dan restorasi berjalan, melibatkan pakar2 disiplin ilmu dan  dinas2 terkait.

 

 

 

Ditemukannya struktur yang selama ini tersembunyi, di dalam tanah dan di lereng bukitnya menjadikan Gunung Padang kembali menarik minat. Menurut juru pelihara situs, hari Sabtu dan Minggu saja jumlah kunjungan bisa 9.000 pengunjung

 

Banyak Konstruksi tersembunyi

Hasil penelitian tim terpadu yang dibentuk Staf Khusus Kepresidenan Bidang Bencana dan Bansos, Andi Arief, menemukan struktur bangunan jauh lebih besar dari yang sudah diketahui di Situs Megalitikum ini. Tak pelak, kabar ini kembali jadi perbincangan. Istilah “piramida terpendam”  mencuat.

 

 

 

Ribuan batuan berbentuk kolom2 memanjang tersebar dibukit (bukan hanya dipuncaknya), tapi ditemukan di lereng dan kaki bukit (merupakan andesit hitam). Batu panjang itu belum dikerjakan manusia, asli bikinan alam. Manusia kemudian menyusun batuan itu jadi bangunan.

 

Serba lima

Situs Gunung Padang di Cianjur menawarkan cerita menarik. Penduduk mempercayai G. Padang adalah tempat sakral. Salah satu yang menarik adalah cerita tentang serba lima. Apa saja itu?

 

 

 

 

1-G. Padang diapit 5 sungai, yaitu S. Cipanggulaan, S. Cikuta, S. Ciwangun, S. Pasir Malang, dan S. Cimanggu. Sungai ini mengalir di tiap sisi di kaki bukit Gunung Padang.

2-Terdapat lima teras di Puncak bukit Gunung padang.

3-Tiap teras dihubungkan oleh lima anak tangga kecil.

4-Sekitar 95% sudut batu itu adalah segi lima.

5-Dikelilingi 5 bukit, yaitu Karuhun, Pasir Emped, Pasir Malati, Pasir Malang, dan Pasir Batu. (“Pasir”, bahasa Sunda, artinya “bukit”).

6-Orientasinya tegak lurus ke lima gunung secara sejajar, yaitu Gunung Pasir Pogor, Gunung Cikencana, Gunung Pangrango, Gunung Gede, dan Gunung Batu.

 

Jabal Nur Indonesia

Nanang, dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Serang, Banten, juga koordinator juru pelihara di G.Padang menceritakan, asal nama Gunung ini dari Nagara Siang Padang. Padang bahasa Sunda, berarti terang/cahaya. Masyarakat menghubungkan G-Padang dengan Jabal Nur di Arab Saudi.

 

Artinya sama, yaitu gunung bercahaya. “Jabal Nur itu ciptaan Yang Mahakuasa. Gunung Padang juga sama, ciptaan YMK. Karena penelitian2 dari dulu belum bisa menjelaskan batu Situs Gunung Padang itu berasal dari mana, sumbernya dari mana, yang membuat siapa, sejak kapan,” jelas Nanang.

 

Mengenai orientasi situs G.Padang yang mengarah ke Gunung Gede, bermakna spiritual yang dalam, karena tempat peribadatan dan berkumpul manusia pada masa lalu” lanjut Nanang.

 

Gunug Padang adalah kearifan mulia yang sudah seharusnya dipelihara, menjadi monumen abadi peradaban manusia Nusantara yang agung. Di tengah keheningan dan kemisteriusan Gunung Padang yang menanti dikuak, ada pelajaran hidup yang tak ternilai harganya dari bukit cahaya ini.

 

Hayo siapa lagi grup Senam binaan Yakes yang mau mencoba ke Puncak Gunung Padang ini. Jangan kalah dengan Ibu2 yang tergabung pada Ladies Hour

 

(Kiriman Hermi; Sumber : Ade Sulaeman; Bahan dari : https://intisari.grid.id/read/03101503/situs-gunung-padang-asal-usulnya-misterius-keindahannya-membius?page=all)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close