Jalan Braga Kawasan Kota Tua Di Bandung
(nasional.okezone.com)-BANDUNG; Kawasan Jalan Braga, salah satu tempat paling ikonik, di Bandung. Sepanjang hari, Jalan Braga ramai aktifitas masyarakat. Bangunan-bangunan tua dengan arsitektur bergaya Eropa jadi daya tarik bagi para wisatawan dari luar kota dan mancanegara.
Nama jalan ini dikenal sejak pemerintahan Hindia Belanda. Sampai kini nama jalan itu dipertahankan sebagai salah satu maskot dan objek wisata kota Bandung yang doeloe dikenal sebagai Parijs van Java. Di balik itu, Jalan Braga miliki beberapa cerita mengerikan dan fenomenal tercatat dalam sejarah.
Kawasan Jalan Braga diketahui angker atau rawan. Dilansir dari berbagai sumber, Jalan Braga adalah sebuah jalan kecil di depan pemukiman yang cukup sunyi sehingga dinamakan Jalan Culik karena rawan, juga dikenal sebagai Jalan Pedati (Pedatiweg) pada tahun 1900-an.
Dinamakan Culik, dijabarkan oleh Ridwan Hutagalung, Penggiat Komunitas Aleut (Komunitas Penggiat Sejarah), yang menyebutkam Jalan Culik itu istilah dari bukunya Pak Haryoto Kunto di buku Wajah Bandoeng Tempo Doeloe.
Istilah ini berlaku pada masa 1800an, ketika jalan sepi dan hanya digunakan untuk jalur pengangkutan kopi saja. “Kata Pak Kunto, orang menakut-nakuti supaya jangan lewat jalan itu, terlalu sepi, banyak pohon besar, engga tahu apa yang bisa terjadi di sana. Ini semua sebelum perkembangan modern Jalan Braga di awal tahun 1900-an,” kata Ridwan, saat dihubungi melalui sambungan telefonnya.
Sejak keberadaan gudang kopi (1812-1814) di lokasi Balaikota sekarang, Jalan Braga jadi lintasan yang sibuk untuk pengangkutan kopi. Kopi dari perkebunan di utara Bandung ditampung di gudang kopi, lalu diangkut pedati ke Groote Postweg (Jalan Asia-Afrika) melewati Bragaweg (Jalan Braga sekarang).
Tidak heran kawasan Braga berkembang jadi modern lebih dulu dibanding kawasan lain. Sejak awal tahun 1900-an perkembangan kawasan itu jadi lebih pesat dengan berdirinya banyak toko, usaha dagang, dan hotel. “Sejak masa inilah Jalan Braga tumbuh pesat menjadi pusat pertokoan utama di Bandung (pertokoan untuk kalangan orang Eropa),” katanya.
Di tengah perkembangan ada sedikit cerita mengerikan di Jalan Braga, saat Peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil atau Kudeta pada 23/1/1950 yaitu kelompok milisi APRA di bawah pimpinan mantan Kapten KNIL Raymond Westerling yang mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus) KNIL, masuk ke kota Bandung dan membunuh semua orang berseragam TNI yang mereka temui.
Aksi gerombolan ini direncanakan beberapa bulan sebelumnya oleh Westerling dan diketahui oleh pimpinan tertinggi militer Belanda. “Ya ada banyak foto dari masa APRA (Westerling, 1950) yang bergambar mayat-mayat di sekitar Jalan Braga,” katanya.
Kata Ridwan ada cerita pembantai laskar pemuda pada masa revolusi. Namun tak ada fakta data otentik kejadian itu. “Konon (enggak ada bukti fisik yang meyakinkan) pernah terjadi pembantaian laskar pemuda pada masa revolusi. Laskar ini pada bersembunyi di Kampung Afandi (dikawasan Braga). Saat ketahuan, mereka dibantai dan sebagian kampungnya dibakar,” ucapnya.
Di balik cerita mengerikan itu, terdapat juga catatan sejarah yang fenomenal dimana di Jalan Braga, pernah didatangi Ayah Ratu Elizabeth II beserta kakek pangeran Charles.
“Peristiwa lain mungkin di Hotel Wilhelmina (sekarang Ibis Style) pernah dijadikan markas pasukan Inggris yang dikunjungi langsung oleh Lord Mountbatten, Komandan Pasukan Sekutu di Asia Tenggara. Dia ini ayahnya Ratu Elizabeth II dan kakeknya Pangeran Charles,” katanya.
Di balik semua cerita itu, kini Jalan Braga jadi kawasan pusat berkpulnya masyarakat dan menjadi salah satu roda pemutar perekonomian di Kota Bandung.
Braga jadi daya tarik. Beberapa diantaranya masyarakat sengaja ke Bandung, untuk menjajal kawasan Braga. Bangunan dan konsep batuan andesit di Jalan Braga mengundang para wisatawan berfoto. Bahkan beberapa kali terlihat kawasan tersebut juga kerap digunakan untuk syuting film-film nasional.
(fid; SDB Yudistira; Bahan dari : https://nasional.okezone.com/read/2019/09/20/337/2107344/kisah-jalan-braga-kawasan-kota-tua-di-bandung?page=1)-FatchurR *