Opini dan sukses bisnis

Bisnis Sambal Kemasan Bangun Usaha Bermodal Rp50.000

(entrepreneur.bisnis.com)- JAKARTA; Bisnis Sambal kemasan bisa dibilang bisnis modal minim dengan potensi untung besar. Orang Indonesia gemar makan pedas jadi peluang utamanya. Bak sop tanpa kuah, makan tanpa sambal rasa-rasanya kurang bergairah.

 

Modal usaha bisnis sambal bisa dimulai dari Rp50.000. Hal itu merujuk kisah pemilik Sambal Jebred yang beroperasi kurang lebih dua tahun. Putri Ambarani (24), pendiri Sambal Jebred mengakui dirinya memulai bisnis sambal kemasan itu hanya iseng.

 

“Awalnya, saya beli sambal di warung, ternyata enak. Lalu, saya ingin beli lagi, tapi  produknya kok enggak ada sudah ditungguin dua pekan. Akhirnya, saya bikin sendiri saja” ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (26/11/2019).

 

Dengan modal Rp50.000 untuk beli cabai dan bawang. Hasilnya, dia bisa membuat 16 bungkus dengan ukuran 60 gram. Dia tawarkan produk sambal kemasan itu ke teman-temannya. “Eh, responsnya pada suka gitu,” lanjutnya.

 

Putri meneruskan bisnis sambal kemasan itu dan mempromosikan bisnisnya di Instagram dan marketplace dagang-el. Kini, putri memiliki 2 karyawan untuk pengemasan sambal dan total omzet bisa Rp30 juta per bulan. Produknya berkembang dengan memiliki 9 rasa berbentuk basah dan kering dan ukurang 60 gram hingga 1 kg.

 

Berbeda dengan Putri, Rico memulai bisnisnya lebih serius. Dia dan temannya Shakila Shahnaz menggarap produk sambal kemasan bernama Kokoku sejak-2018. “Saya lihat prospek permintaan pada bisnis sambal ini bagus. Jadi, saya mulai fokus dan agresif promosi lewat medsos sampai bazar,” ujarnya.

 

Rico bermodal awal Rp3 juta. Uang itu digunakan beli bahan baku dan kemasan. “Untuk balik modal pun enggak perlu nunggu lama. Cuma seminggu balik modal, tetapi itu juga karena permintaan sepekan pertama banyak banget,” ceritanya.

 

Kini, Rico  mampu jual 20-25 botol sambal ukuran 170 gram. Produknya juga ditawarkan 6 rasa, yakni, sambal bawang, sambal pedas manis, sambal cumi, sambal teri, sambal pete, dan sambal ebi. Sambal Kokoku tak hanya menyasar segmen ritel saja. Rico mengarahkan pengembangan bisnisnya lebih luas lagi, bermitra dengan restoran.

 

“Kami presentasi ke mereka untuk bisa jadi pemasok sambal,” ujarnya. Dia saat ini sudah bermitra dengan 3 restoran. Dari sana, dia dapat order 9 kg per minggu harganya Rp150.000 per kg. Dari segi omzet, Rico bisa mendapatkan hingga Rp9,4 juta per bulannya.

 

Tips dan tantangan bisnis sambil kemasan

Permintaan sambal memang besar, tapi ada tantangan besar yang krusial di bisnis ini, yakni harga cabai yang cenderung fluktuatif. Bisnis berkaitan cabai harus sabar. Soalnya, harga pangan cenderung naik turun sehingga ini tergantung dari masing-masing untuk bisa ari bcahan baku murah dan terjangkau.

 

“Harga cabai bakal naik turun saat lebaran dan pergantian musim”. Tingkat fluktuatif harga cabai tidak tanggung-tanggung, dari rata-rata Rp30.000 per kg, harga cabai bisa melejit hingga Rp70.000 per kg. Dikutip dari Hargapangan.id di Pasar Jatinegara, Japus, harga cabai rawit tahun-2019 termurah Rp26.900 per kg (Maret 2019), paling mahal Agustus 2019 Rp79.950 per kg.

 

Putri mengingatkan bisnis sambal kemasan masih home made harus konsisten dari segi rasa. “Selain itu, inovasi penting untuk membuat produk tetap menarik di mata konsumen,” ujarnya. Testimoni dari pembeli penting agar produk makin dikenal. “Jika ingin promosi di medsos dan marketplace, harus membuat konten foto yang menarik perhatian khalayak biar efektif,” ujarnya.

 

Oliv Grenisia; Editor : Surya Rianto; Bahan dari : https://entrepreneur.bisnis. om/read/20191127/263/1175106/bisnis-sambal-kemasan-bangun-usaha-dengan-modal-mulai-dari-rp50.000)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close