Selingan

18 Negara Bebas Covid-19 Peneliti Prediksi Wilayah Terakhir

(suara.com)- Pada 12/1/2020, wabah corona masih jadi virus lokal di China yang menyerang sejak November. Tak ada satupun kasus yang ditemukan di Negara lain. Beberapa hari kemudian virus ini muncul di Jepang, Thailand, Korsel, hingga AS.

 

Kini, Covid-19 menjadi pandemi dan momok di lebih dari 150 negara. Wabah corona ditemukan dari dari ujung Nepal hingga Nikaragua. Hal ini menimbulkan pertanyaan, adakah negara yang bisa jadi tempat bersembunyi dari Covid-19? Jawabannya adalah, masih.

 

Melansir BBC, (2/4/2020) ada 18 negara yang belum ditemukan kasus Covid-19. Meski pernah ditemukan, negara itu mengaku bersih dari Covid-19. 18 negara itu meliputi: Komoro, Kiribati, Lesotho, Pulau Marshall, Mikronesia, Nauru, Korut, Palau, Samoa, Sao Tome and Principe, Pulau Solomon, Sudan Selatan, Tajikistan, Tonga, Turkmenistan, Tuvalu, Vanuatu, dan Yaman.

 

Peneliti berasumsi negara itu mungkin ada kasus namun tidak diketahui. Seperti di Korut yang menyatakan 0 kasus. Juga Yaman, kasus 0 namun negara dalam kondisi konflik. Alasan lain karena keterpencilan wilayah yang membuat negara bebas Covid-19 jarang dikunjungi warga asing. Sesuai data PBB, negara di atas masuk dalam 10 negara dengan kunjungan tersedikit.

 

Keterpencilan Negara itu adalah bentuk dari isolasi alami. Misalnya Nauru, negara di Samudra pasifik itu hanya punya 160 wisatawan setiap tahunnya. Nauru  negara terkecil ke-2 di dunia, populasinya 10.000 an orang. Meski belum ada kasus, presiden negara ini menetapkan kondisi darurat Covid-19.

 

Tindakan itu dilakukan karena negara kecil dekat Brisbane Australia itu hanya punya satu RS dan kekurangan perawat. Pemerintah tidak ingin berisiko lebih banyak. Pada 2/3/20, Nauru melarang tamu dari China, Korsel, dan Italia. Lima hari kemudian, pendatang dari Iran dilarang.

 

Pertengahan Maret, Nauru Airlines menangguhkan penerbangan ke Fiji, Kiribati, dan Kepulauan Marshall, dan satu-satunya rute dari Brisbane, namun dikurangi dari 3x seminggu jadi 1x seminggu.

 

Setelah itu, semua yang tiba dari Australia dikarantina 14 hari. Kebijakan itu, kata Presiden Lionel Aingimea disebut “penangkapan dan penahanan”. Sejumlah kecil negara dengan perbatasan darat juga diselamatkan dari kasus virus corona.

 

Andy Tatem, profesor demografi spasial dan epidemiologi di Universitas Southampton berasumsi  negara terakhir yang akan kena virus corona. Negara di Pasifik Selatan akan jadi daerah yang selamat dari pandemi. “Sepertinya Pasifik Selatan, pulau yang terpencil,” kata Tatem. “Tetapi dalam ekonomi global kita, saya tidak yakin ada tempat yang akan lolos dari penyakit menular seperti itu.”

 

Model Lockdown seperti di Nauru dapat berfungsi, tapi tak bertahan selamanya. “Sebagian besar negara ini bergantung pada semacam impor dari luar, makanan, barang, hingga pariwisata. Mungkin mereka dapat lockdown sepenuhnya, tapi akan merusak ekonomi dan akhirnya harus membuka” tambahnya.

 

(Yasinta Rahmawati | Fita Nofiana; Bahan dari : https://www.suara.com/health/2020/04/03/161035/18-negara-bebas-virus-corona-peneliti-prediksi-wilayah-terakhir-infeksi?page=all)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close