Wisata dan Kuliner

Geliat Pecel Lele Bertahan Di Masa PPKM

(suaramerdeka.com)- Covid-19 tidak cuma berdampak buruk bagi kesehatan, penyakit mematikan itu,  juga berdampak pada sendi-sendi kehidupan lainnya.

 

Tak biasanya pukul 13.00, deretan daging ayam, bebek, lele, serta tahu dan tempe berjajar rapi di meja etalase warung pecel lele Sambel Cutang yang terletak di Jalan Tentara Pelajar, Tritih Kulon, Cilacap. Daniel Saputra, sang penjaga warung, cukup sibuk kala itu.

 

Ada 2 pelanggan yang harus dilayani. Ia bersyukur, siang itu pelanggan ada yang datang, padahal itu hari pertama ia membuka warung sejak siang. “Sebelumnya ada pemberitahuan dari kelurahan, kalau selama PSBB (PPKM-red) harus tutup jam 19.00, jadi hari ini mencoba buka sejak jam 13.00,” ucapnya, (11/1).

 

Tak banyak kursi yang ia tata di warungnya. Menurutnya, sesuai aturan hanya 20 % dari kapasitas warung yang boleh ditempati pelanggan yang makan di tempat. Karena buka di waktu tak biasa, ia juga menyediakan barang dagangan lebih sedikit, karena takut tidak laku. Biasanya warung buka sejak jam 17.00 sampai jam 23.00.

 

Normalnya, ia akan menyediakan ayam 10 ekor, bebek lima ekor, dan lele 5 Kg di kurun waktu tersebut. Tapi saat ini, ia hanya menyediakan ayam delapan ekor, bebek lima ekor, dan lele lima kilogram. “Pelanggan mungkin belum tahu kalau sekarang buka siang, jadi bawanya lebih sedikit, ” ujarnya.

 

Ia menyadari, kondisi ini akan berdampak pada hasil jualannya. Namun ia optimis, hanya butuh waktu untuk penyesuaian saja. “Jika dagangan habis, biasanya omzet mencapai Rp 1,8 juta, saat ini mungkin menurun, harus bersabar dulu,” ungkapnya.

 

(Gayhul Dhika; Bahan dari : https://www.suaramerdeka.com/gayahidup/kuliner/251972-geliat-pecel-lele-bertahan-di-tengah-ppkm)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close