(ekonomi.bisnis.com)-JAKARTA; Kemenperin mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) memasuki era Revolusi Industri 4.0, salah satunya mendorong generasi milenial memahami dunia digital.
“Jadi reskilling dan upskilling itu diperlukan karena digitalisasi ekonomi butuh skill set yang berbeda dengan ekonomi sebelumnya. Jadi, anak2 muda kita perlu paham atau literasi terhadap dunia digital,” kata Menperin Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta (17/5/2019).
Dia nilai generasi milenial berperan penting menerapkan Industri 4.0. Apalagi Indonesia akan menikmati masa bonus demografi hingga 2030. Artinya, 130 juta jiwa usia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital.
Dalam menyongsong era industri digital, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada 2020, dengan valuasi bisnis mencapai US$100 miliar dan total nilai e-commerce US$130 miliar.
“Saat ini Indonesia punya 4 unicorn dan mereka semua tumbuh bukan bagian dari konglomerasi sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat” kata Airlangga. Namun, minimal ada tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh generasi milenial, yakni Bahasa Inggris, coding, dan statistik.
“Dalam industri digital, bahasa yang digunakan adalah coding, dalam ekosistem Android maupun IoS. Juga digunakan dalam internet of things dan artificial intelligence” imbuhnya. Sementara, ilmu statistik jadi penting karena untuk memahami pengetahuan terhadap data. Apalagi, dalam era ekonomi digital, big data bagian yang tak pernah terpisahkan.
“Pengetahuan-pengetahuan ini wajib dikuasai oleh anak-anak muda kita, sehingga mereka bisa masuk dalam ekonomi digital yang besar,” ujar Airlangga. (Kontributor dan Editor : Fatkhul Maskur; Bahan dari : https://ekonomi.bisnis.com/read/20190517/257/924033/pacu-generasi-milenial-melek-digital-kemenperin-bangun-technopreneur)-FatchurR *
