Psikologi

Kebiasaan Ortu berakibat perilaku anak tidak baik(1/17)

Awalnya dapat buku ini 2 tahun lalu, waktu itu teman merekomendasikan buku ini, akhirnya tertarik dan ikutan beli, bukunya tipis, tapi tips di buku ini bermanfaat buat saya , makanya jadi ingin turut membagi tips yang ada di buku ini.

 

-Anda kesulitan mengendalikan perilaku anak anda?

Apakah anda dan pasangan sering tak sepaham dalam mendidik anak anak?

Anak anda sering merengek dan maksa minta dituruti kemauannya?

 

Apakah anak anda sering berantem satu sama lain?

Anda kesulitan karena anak anda selalu nonton TV atau maen gadged?

Jika jawabnya ya salah satu pertanyaan itu, maka sebaiknya baca tips ini, dalam … seri, diolah dari  tips  buku Ayah Edy.

 

1-Raja tak pernah salah

Saat anak kita kecil dan belajar jalan tidak jarang tanpa sengaja menabrak kursi-meja. Lalu dia menangis. Umumnya, yang dilakukan ortu supaya tangisan anak berhenti dengan memukul kursi atau meja yang tanpa sengaja mereka tabrak. Sambil mengatakan,

 

“Siapa nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi/mejanya, cup….cup…diem ya..Akhirnya si anak diam. Ketika proses pemukulan terhadap benda2 yang mereka tabrak terjadi, kita telah mengajarkan ke anak kita ia tak pernah salah. Yang salah orang atau benda lain. Pemikiran ini terus terbawa hingga dewasa. Akibatnya, tiap ia mengalami peristiwa dan terjadi kekeliruan

 

Maka yang keliru/salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan sanksi/hukuman itu orang lain yang tidak melakukan kekeliruan atau kesalahan. Sebagai ortu baru sadar hal itu ketika si anak mulai melawan pada kita. Perilaku melawan ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarkan untuk tidak pernah merasa bersalah.

 

Jadi ketika anak berjalan dan menabrak sesuatu yang membuatnya menangis, sebaiknya ajarilah ia  bertanggung jawab; katakan (sambil mengusap bagian yang terasa sakit): ” Sayang, kamu terbentur ya. Sakit ya? Lain kali hati2 ya, jalannya pelan2 saja dulu supaya tidak membentur lagi.”

 

2-Berbohong kecil

Anak2  kita selalu mendengarkan kata2 ortunya. Karena mereka percaya pada ortunya. Ketika anak besar, ia tidak menuruti perkataan/permintaan kita. Apakah anak kita sudah tidak percaya lagi dengan perkataan kita lagi?. Tanpa sadar ortu tiap hari sering membohongi anak menghindari keinginannya. Contoh saat kita buru2 ke kantor pagi hari, anak minta ikut atau keliling perumahan.

 

Apakah kita menjelaskan dengan jujur? Atau berbohong dengan mengalihkan perhatian si kecil ke tempat lain, setelah itu kita buru2 pergi? Atau “Papa/Mama sebentar kok, ke depan, sebentaaar ya, Sayang.” Ternyata, kita pulang malam. Contah lain saat kita menyuapi anak “Kalo maemnya susah, nanti Papa-Mama tidak ajak jalan2 loh.” Padahal logikanya jalan2 dan cara makannya tidak ada hubungannya.

 

Dari contoh itu, jika kita bohong ringan atau istilahnya “bohong kecil”. Tapi berdampak besar. Anak tidak percaya lagi kepada ortunya. Anak tidak dapat bedakan pernyataan kita yang bisa dipercaya atau tidak. akibatnya, anak anggap semua yang diucapkan ortu selalu bohong, anak tidak menuruti perkataan2 kita.

 

Berkatalah jujur ke anak. Ungkapkan penuh kasih dan pengertian:  “Sayang, Papa/Mama mau pergi ke kantor. Kamu tidak bisa ikut. Tapi kalo Papa/Mama ke kebun binatang, kamu bisa ikut.” Kita tak perlu  khawatir dan buru2 dengan keadaan ini. Pastinya butuh waktu lebih memberi pengertian ke anak karena biasanya mereka menangis.

 

Anak menangis karena ia belum pahami, saat ortu harus selalu pergi di pagi hari. Kita harus sabar dan lakukan pengertian pada mereka terus menerus. Perlahan anak paham keadaan mengapa ortu selalu pergi di pagi hari dan bila pergi bekerja, anak tidak bisa ikut.

 

Bila pergi ke tempat selain kantor, anak pasti diajak ortu. Pastikan kita selalu jujur dalam mengatakan sesuatu. Anak akan mampu memahami dan menuruti apa yang kita katakan. Bersambung…….; Tjokroaminoto360; (https://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/08/29/37-kebiasaan-orang-tua-yang-menghasilkan-perilaku-buruk-pada-anak/)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close