Kesehatan

Perhatikan gigi ngilu

RASA nyeri dan ngilu yang timbul pada gigi ketika sedang mengonsumsi makanan dan minuman panas, dingin, asam, atau manis merupakan masalah yang sering terjadi pada masyarakat Indonesia di usia produktif. Survei yang dilakukan IPSOS Tracking Study pada 2013 menunjukkan jumlah penderita gigi sensitif di Indonesia mencapai 43%.

“Berdasarkan data tersebut, artinya satu dari dua orang di Indonesia masih belum bisa menikmati makanan dan minuman karena rasa ngilu di gigi. Di sini kami juga melihat bahwa gigi ngilu dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup,“ ujar Danny Hadhyan selaku Marketing Director GlaxoSmithKline (GSK) ketika ditemui seusai acara talkshowTeknologi Novamin di Thamrin, Jakarta, kemarin.

Gigi sensitif terjadi karena adanya penipisan pada lapisan email (lapisan luar gigi) sehingga lapisan tengah gigi (dentin) menjadi terbuka. Dentin memiliki banyak pori dengan jutaan saluran kecil berisi cairan yang mengarah pada saraf bagian tengah.

“Apabila dentin yang terbuka dan terkena rangsangan dari makanan atau minuman yang dingin, panas, manis, ataupun asam dapat menyebabkan cairan itu untuk bergerak. Gerakan cairan inilah yang menyebabkan ujung saraf bereaksi sehingga menimbulkan rasa ngilu yang pendek dan tajam,“ ungkap Laura Zaizavonna selaku GSK Oral Care Expert Marketing Consultant.

Meski rasa ngilu terasa mengganggu, kesadaran masyarakat untuk mengobati masalah gigi sensitif terbilang masih rendah. Rasa ngilu akibat permasalahan gigi sensitif yang sering kali datang dan pergi cenderung disepelekan.

“Jika terus-menerus disepelekan, lambat laun akan terjadi peradangan jaringan pulpa yang ada di dalam gigi sehingga penderita akan mengalami sakit yang berkepanjangan dan bisa berpengaruh terhadap kesehatan gigi secara keseluruhan,“ terang Laura.

Untuk menangani masalah gigi sensitif, Laura mengatakan ada enam cara yang dapat dilakukan. Yakni, menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan pasta gigi khusus gigi sensitif, tidak melakukan penyikatan gigi dengan tekanan yang berlebihan, menggunakan sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut, hindari kebiasaan menggertak-gertak gigi, dan periksa kondisi gigi ke dokter gigi secara rutin.

“Dengan begitu, gigi jadi terawat dan terbebas dari gigi ngilu akibat gigi sensitif. Selain itu, kita semua dapat menikmati momen makan dan minum dengan menyenangkan sekaligus menikmati momen bersosialisasi saat makan bersama,“ pungkasnya. (Tri Marliani/H-1; Media Indonesia, 1 April 2015)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close