Aku cinta Indonesia

Indonesia membidik kuasai 40% Investasi Uni Eropa

Jakarta, Lensaberita.Net-Indonesia Kejar 40% investasi Uni Eropa di ASEAN melalui kesepakatan The Indonesia-Eropean Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (EU CEPA) yang sedang dibahas. “Kini Indonesia diberi porsi 12% investasi EU di ASEAN, padahal 40% penduduk ASEAN ada di Indonesia,” kata Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kemenperin Achmad Sigit D. (21/12/15).

 

Dia menegaskan, jika kesepakatan RI-EU CEPA terjadi, maka Indonesia optimis merebut 30% investasi EU di ASEAN. Optimisme ini berdasar janji pihak EU ke Indonesia, yang didiskusikan dalam pembahasan “scouping paper” di Bali. Dengan demikian, lanjut Sigit, Indonesia akan diuntungkan dengan tidak hanya masuknya investasi di dalam negeri, namun juga tenaga kerja yang akan terserap jauh lebih besar.

 

Menurut Sigit, saat ini Indonesia sedang menunggu respon EU dari hasil pembahasan “scouping paper” antara tim dari pemerintah Indonesia dan tim dari EU. Dalam hal ini, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengimbau agar pembahasan tersebut bisa selesai dalam waktu dua tahun hingga 2017.

 

“Menperin minta dua tahun, tapi lebih cepat lebih baik,” pungkas Sigit. Diketahui, nilai perdagangan antara kedua negara tersebut masih dipimpin oleh Indonesia dengan nilai ekspor 19 miliar dollar AS dan impor 12 miliar dollar AS. Adapun komoditas utama yang diekspor ke EU antara lain karet, Crude Palm Oil (CPo), tekstil dan footware. (http://www.lensaberita.net/2015/12/bidik-indonesia-kuasai-40-investasi-uni.html)-FatchurR

———

 

Sajian lainnya :

SBY: Tak Menyalahkan Jokowi, Tak Gampang Jadi Presiden
DENPASAR, KOMPAS.com-Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, presiden bukan jabatan gampang. Sebab, seorang presiden memiliki tanggung jawab besar. Dengan pengertian itu, masyarakat diharapkan tidak selalu menyalahkan presiden terkait pengelolaan negara. Pandangan ini disampaikan SBY ketika memberi kuliah umum di Universitas Udayana, Denpasar, Bali (2/2/16).

“Saya tidak menyalahkan P.Jokowi. Tak gampang jadi presiden. Jangan saling menyalahkan. Presiden Megawati, Presiden SBY, Presiden Jokowi, semua berusaha bekerja baik,” kata dia. Dia membandingkan dengan negara maju lain, seperti AS, Inggris, Jepang, China, dan negara maju lain, yang butuh puluhan, bahkan ratusan tahun, untuk menjadi negara maju.

“Saya hanya 10 tahun jadi presiden, sekarang Pak Jokowi, enggak akan mungkin bisa dalam sekejap menjadikan Indonesia negara maju seperti negara lain” kata dia. “Butuh waktu yang berkelanjutan. Kita dukung pemimpin negara siapa pun orangnya, sekarang Pak Jokowi, nanti siapa, kita dukung,” kata SBY.

Kuliah umum di Universitas Udayana ini dihadiri Gub. Bali Made Mangku Pastika dan mantan menteri era SBY, Roy Suryo, Amir Syamsuddin, dan Syarief Hasan. (Koespardiyono; Penulis : Kontributor Denpasar, Sri Lestari ; Editor : Glori K. Wadrianto; http://nasional.kompas.com/read/2016/02/02/10430491/SBY.Saya.Tak.Menyalahkan.Jokowi.Memang.Tak.Gampang.Jadi.Presiden)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close