Wisata dan Kuliner

Kue bulan ajang wisata Pakanbaru

Pekanbaru-Ribuan warga berbagai suku-agama di Pekanbaru, Prop Riau menumpuk di Jalan Karet, menyaksikan kemeriahan Festival Kue Bulan yang diperingati tiap tahun. Festival Kue Bulan Tahun 2567 Imlek/2016 kemeriahannya mengundang decak kagum pengunjung.

 

“Meriah karena cuma disini ada lampion, ada hiasan kera besar yang membuat penasaran saja,” kata Neli mahasiswa di salah satu universitas Pekanbaru saat dijumpai Minggu (18//9). Ia tiap tahun main ke acara Festival Kue Bulan di Jalan karet. “Disini bisa selfie. Nuansanya seperti di luar negeri”.

 

Festival Kue Bulan atau Zhong Qiu digelar tahun ini di Jalan Karet Pekanbaru ini meriah dan dibuka Sabtu malam (17/9/16) oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus didampingi Ketua Umum Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau Peng Suyoto.

 

Firdaus mengatakan, makna dari acara ini adalah mempererat tali persaudaraan antara suku, agama dan sesama sebangsa setanah air. “Dengan pertemuan seperti ini kerja sama antara pejabat dan tokoh adat dan suku terjalin dengan baik,” kata Firdaus.

 

Firdaus berharap festival budaya dan agama seperti ini memperkaya dan jadi ajang menarik kunjungan wisata lokal dan manca negara ke Pekanbaru. “Karena Pekanbaru adalah kota jasa, dan perdagangan, dengan adanya daya tarik wisata maka orang akan berlomba datang ke sini,” katanya lagi.

 

Penasihat PSMTI Riau yang Wakil Ketum PSMTI Pusat Hartono Sudi menceritakan, awalnya Festival Kue Bulan ini digelar di negeri leluhur Tiongkok. Dulunya cenderung mencari momen. Ada legenda Dewi Bulan maka dengan tema ini, orang membawa ini sebagai hari besar.

 

Banyak orang meminjam momen ini terutama tempo dulu muda-mudi cari jodoh. Nah ini biasanya pada malam hari. Dulu anak2 perempuan dipingit, khusus hari ini anak perempuan bebas mencari pasangan. Dicarilah bulan purnama terang, hari bersejarah hari besar untuk bersama-sama diperingati.

 

“Jadi kesimpulannya acara ini acara cari jodoh,” kata Hartono Sudi. Sekarang, sebut dia, momen ini dipakai juga untuk berkumpul dengan keluarga. Karena bagi generasi muda sudah gampang untuk mencari jodoh, tidak mesti menunggu hari seperti ini.

 

“Kue bulan itu bulat maknanya kita ini berkumpul bukan memberontak tapi mengisi pembangunan mendukung program Bapak Presiden Jokowi. Jadi ini ajang silaturahmi membicarakan visi misi kita membangun daerah. Jangan saling curiga, jangan gesek menggesek,” katanya menceritakan.

 

Menurut Kamin, Ketua Koordinator kegiatan Zhong Qiu bersama yang merupakan Ketua PSMTI Kota Pekanbaru, tujuan dari acara tersebut adalah untuk memupuk kebersamaan dan persaudaraan sekaligus melestarikan budaya Tionghoa guna memperkaya budaya Bangsa Indonesia.

 

“Ini salah satu sebab mengapa dalam acara ini kami juga melibatkan generasi muda,” kata Kamin.

Adapun urutan kegiatan Festival Kue Bulan dimulai Pawai Lampion di Jalan Karet Sabtu (17/9/2016) mulai pukul 17.00 WIB.

 

Dalam pawai tersebut, panitia membagikan beberapa model lampion terutama kepada generasi muda yang berpartisipasi. Di samping itu, pawai disemarakkan dengan kehadiran empat lampion raksasa kera sakti dari Bagan Siapi-api, atraksi barongsai dan naga, sepeda dan mobil hias.

 

Arak2an rute pawai lampion mulai dari Jalan Karet lewat Jln Ahmad Yani, ke M Yamin, Jenderal Sudirman, terus Jalan Juanda dan kembali ke Jalan Karet. Usai pawai, dilanjutkan makan kue bulan (Hokkian : tiong ciu pia) dan hiburan kesenian di Panggung Gembira IKTP jalan Karet. (/RA; ANTARA dan http://www.beritasatu.com/destinasi/386518-festival-kue-bulan-jadi-ajang-wisata-pekanbaru.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close