Iptek dan Lingk. Hidup

Masyarakat Minangkabau merantau

Merantau bagi orang Minangkabau tentu disebabkan hal2 tertentu. Adapun penyebab nya :

1-Faktor Sistem Matrilineal : Merantau di Minang timbul karena adanya sistem mat-rilineal. Sistem ini dipertahankan hingga kini.

 

Sistem matrilineal Minang hanya memberi harta pusaka / hak waris ke pihak perempuan, sedang laki2 i hanya berhak kecil. Inilah menyebabkan pria Minang pilih merantau. Namun perempuan minang kini juga telah banyak pergi merantau.

 

2-Faktor Budaya

Ada pepatah menegaskan bahwa anak laki2 bujangan tidak berperan dalam posisi adat. Keputusan keluarga tidak bisa diputuskan anak itu. Ini karena anak dianggap belum berpengalaman. Karena itu, si anak harus cari pengalaman dengan merantau.

 

3-Faktor Ekonomi

Faktor lain karena masalah ekonomi. Kita tahu jumlah penduduk selalu bertambah dan tidak diiringi tambah lapangan kerja dan juga terjadi di Minangkabau. Kaum laki2 merasa malu jika tidak bisa bekerja. Oleh sebab itu, agar tidak di sebut pemalas. Sebagai solusi salah satunya mereka harus merantau

 

4-Faktor Pendidikan

Pendidikan itu penting di Minangkabau, terutama pendidikan Agama Islam. Karena masyarakat Minang harus menguasai pengetahuan Islam. Namun keterbatasan tingkat pendidikan di daerah Minang, memaksa orang2 ingin menuntut ilmu untuk pergi keluar Minang.

 

5-Melanjutkan Kesuksesan Perantau Sebelumnya

Adanya cerita orang2 terdahulu yang sukses di perantauan itu motivasi mendorong terjadinya tradisi merantau. Sebut misal kesuksesan Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang jadi imam Masjid Al-Haram. Muncul kebanggan pada masyarakat Minang khususnya pemuda untuk meneruskan kesuksesan yang pernah di raih pendahulunya.

 

Filosofi dan tujuan

Sebagian besar tokoh2 Indonesia dari Minang yang berpengaruh itu produk “perantauan”. Misal Mohammad hatta, dan Sjahrir tokoh Indonesia penting bersama Soekarno dan Jendral Soedirman dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Banyak tokoh produk perantauan lainnya.

 

Di bidang agama, melahirkan ulama2 besar lain : Hamka yang dikagumi muslim Indonesia dan muslim di negara2 Asia Tenggara. Di bidang sastra lahir 2 pionir : Chairil Anwar pelopor  Angkatan ’45 dan Sultan Takdir Alisjahbana pelopor Pujanggan Baru, Usmar Ismail yang digelari Bapak Film Indonesia, dsb. Semua tokoh besar itu produk “perantauan”.

 

Orang Minang merantau dengan hati-pikiran terbuka dan imajinasi tinggi. Antropolog Mochtar Naim berpendapat : Merantau dan berdagang dan pola hidup yang menonjol adalah suka berpikir dan  menelaah. Kebiasaan positif ini akhirnya menghasilkan pemikir dan tokoh berpengaruh di nusantara ini.

 

Adaptasi dan perubahan

Perantau Minang mampu menyesuaikan diri dengan adat dan budaya daerah rantau, dan tidak pernah ada konflik dengan tempatan yang jadi tuan rumahnya. Pepatahnya : Dimano bumi dipijak, disitu langik dijunjuang (menghargai kultur dan budaya setempat tanpa harus kehilangan kultur dan budaya sendiri).

 

Suatu masalah yang belum dikaji tentang perantau Minang masa kini mengenai perubahan sistem nilai serta kehidupan sosialnya. Terkesan perantau Minang menganut agama Islam dengan taat, tapi dalam hubungan sosial mulai kurang menggunakan warisan adat tradisional seperti “buah paruik”, “kaum” atau “suku”, dan lebih banyak berhimpun dalam satuan daerah asal. (Alchairi; dari grup WA-VN)

 

Monggo lengkapnya klik aja :  (http://farahcamilla.blogspot.co.id/2016/04/merantau-dalam-masyarakat-minangkabau.html)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close