TELKOMGrup dan SEKAR

Sejarah Berdirinya Tel-U

…….. Berbicara tentang pertelekomunikasian di Indonesia, termasuk pengembangan SDM nya tentu tidak dapat dipisahkan dari peran kepemimpinan seorang tokoh telekomunikasi kaliber internasioal, Ir. Willy Moenandir Mangoendiprodjo.

 

Sarjana Teknik ITB tahun 1960 berperawakan gempal ini, memiliki jiwa membangun dan sangat mencintai profesinya. Tugas pertamanya, ia ditempatkan di Laboratorium PTT Bandung pada tahun 1960. Tahun 1964 *ia* menjadi Kawitel XII Jayapura. Tahun 1966 menjadi Kawitel III Palembang, dan tahun 1969 menjadi Kawitel V Bandung.

 

Di tahun yang sama *is*  diangkat menjadi Direktur Operasional dan Teknik Telekomunikasi. Tahun 1973 dilantik menjadi Direktur Utama Perumtel. Di eranya, *ia* berhasil meletakkan dasar-dasar infrastruktur yang kuat dan modernisasi jaringan telekomunikasi.

 

Ir. Willy Moenandir Mangoendiprodjo yang menduduki kursi Dirut lebih dari 15 tahun (2/2/1973 – 11/7/1988), selanjutnya digantikan Ir. Cacuk Sudarijanto, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pembangunan PT Indosat.

 

Ia sadar perkembangan pesat teknologi komunikasi dan informasi harus diimbangi ketersediaan SDM yang mumpuni, unggul, dan berkarakter. Begitu memimpin Telkom, Cacuk melakukan gebrakan2 yang membuat seluruh jajaran Telkom memiliki _sense of urgency_ dan _sense of crisis_ tinggi untuk berubah, sehingga memungkinkan roda transformasi Telkom dapat bergulir dengan cepat.

 

Cacuk adalah sosok leader yang berkarakter, berdedikasi tinggi, memiliki visi jauh ke depan (visioner), tegas, dan seorang risk taker. *Ia* ingin membentuk profil SDM yang ideal dalam memasuki abad ke-21, baik di bidang pengetahuan, keterampilan, mapupun sikap dasarnya, sehingga tercapai komposisi karyawan 25 % berpendidikan S-1, 35 % D-3, selebihnya tenaga ahli terdidik.

 

Dadad Kustiwa mencari alternatif lain ke daerah Bandung Selatan dimana Telkom memiliki aset tanah seluas 100 hektar yang digunakan sebagai pemancar radio, tepatnya di daerah Dayeuhkolot. Seharian ia merenung di hamparan tanah kosong tersebut. Ia melihat, alangkah indahnya pemandangan Gn. Patuha, Gn. Malabar, Gn. Wayang, Gn. Windu dan Gn. Kencana di sebelah selatan.

 

Ketika hasil peninjauannya disampaikan ke Cacuk Sudarijanto, ia hanya memberi komentar dirinya juga pernah melihat lewat udara dengan pesawat CN 235, saat terbang di atasnya. Usulan Dadad Kustiwa tersebut akhirnya disetujui dalam Rapat Direksi, dengan syarat pembangunannya harus selesai dalam waktu 6 bulan. (Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close